MAKALAH
KASIAT TANAMAN TEMULAWAK
(CURCUMA XANTHORRHIZA)
Oleh:
NAMA: Moh.Bakhrul Ulum
NIM: 12620095
JURUSAN/SEMESTER: Biologi / 2
Dosen Pengampu:
Romaidi M.Si
Fakultas Sains Dan Teknologi
Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malang Tahun Pelajaran 2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT ,yang atas rahmat-Nya maka
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudulkan Manfaat tanaman temulawak.
Dalam
penyusunan Makalah ini penulis masih banyak memiliki kekurangan, baik pada
teknik penulisan maupun pada penulisan materi, menginggat kemampuan yang
dimiliki penulis.untuk itu,kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
sangatlah penulis harapkan dmi penyempurnaan makalah ini.
Malang
07 maret 2013
penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari Temulawak( curcuma
xanthorrhiza ) banyak ditemukan di hutan-hutan daerah tropis.
Temulawak juga berkembang biak di tanah tegalan sekitar pemukiman, terutaama
pada tanah gembur, sehingga buaah rimpangnya mudah berkembang menjadi besar.
Temulawak termasuk jenis tumbuh-tumbuhan herba yang batang pohonnya berbentuk
batang semu dan tingginya dapat mencapai 2 meter.Daunnya lebar dan pada setiap
helaian dihubungkan dengan pelapah dan tangkai daun yang agak panjang.Temulawak
mempunyai bunga yang berbentuk unik (bergerombol) dan berwarna kuning tua.Rimpang
temulawak sejak lama dikenal sebagai bahan ramuan obat.Aroma dan warna khas
dari rimpang temulawak adalah berbau tajam dan daging buahnya berwarna
kekuning-kuningan.Daerah tumbuhnya selain di dataran rendaah juga dapat tumbuh
baik sampai pada ketinggian tanah 1500 meter di atas permukaan laut
(Hieronymus:2011).
temulawak merupakan komponen penyusun hamper setiap
jenis obat tradisional yang dibuat di Indonesia, hasil survey pemanfaatan
tanaman obat dalam industry obat tradisional menunjukkan bahwa temulawak
dipergunakan sebagai bahan baku 44 jenis produk obat tradisional penggunaan
temulawak menggalami perkembangan, mulai dari obat-obatan tradisional, melalui
sediaan obat herbal terstandar, akhirnya menjadi sediaan fitofarmaka,saat ini
total serapan temulawak dalam industri obat tradisional dan obat fitofarmaka
diperkirakan mencapai 8.750 ton/tahun , sementara itu temulawak Indonesia ke
jerman pada tahun 1999 hanya menduduki urutan ke-33 berdasarkan volume yaitu
106 ton dan urutan ke-41 berdasarkan nilai yaitu US $ 154,000.00,
padahal peluang untuk mengisi
pasr luar negri sangat luas. Standar pesaing untuk Indonesia dipasar
Internasional adalah india, indocina dan Horgania
(Hernani: 2001).
B.Rumusan Masalah
1. Apa manfaat tanaman temulawak
terhadap kesehatan?
2. Apa kandungan kimia didalam tumbuhan
temulawak?
C.Tujuan penulisan
1. untuk mengetahui manfaat tanaman
temulawak dalam kehidupan sehari-hari.
2. Untuk mengetahui kandungan kimia
didalam tanaman temulawak.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian tanaman temulawak( curcuma
xanthorrhiza )
Temulawak merupakan tanaman berbiji
tertutup yang lazim dijadikan bahan obat herbal semisal jamu.Tanaman
temulawak pada dasarnya merupakan tumbuhan asli dari Indonesia, meskipun saat
ini persebaran tumbuhnya telah mencapai kawasan Eropa, Amerika Serikat dan
Negara-negara Asia seperti Korea Selatan.Sebagai tananam obat, temulawak
memiliki banyak khasiat bagi kesehatan.Hal ini wajar mengingat kandungan
senyawa aktif dalam temulawak cukup kompleks dan bahkan dinilai lebih lengkap
dibandingkan gingseng (H.A. Van Hien:2003).
Tanaman
ini merupakan tanaman yang berbatang semu dengan tinggi hingga lebih dari 1m
tetapi kurang dari 2m, berwarna hijau atau coklat gelap.Akar rimpang terbentuk
dengan sempurna dan bercabang kuat, berwarna hijau gelap. Tiap batang mempunyai
daun 2–9 helai dengan bentuk bundar memanjang sampai bangun lanset, warna daun
hijau atau coklat keunguan terang sampai gelap,panjang daun 31–84cm dan lebar
10–18cm, panjang tangkai daun termasuk helaian 43–80cm. Perbungaan lateral,
tangkai ramping dan sisik berbentuk garis, panjang tangkai 9–23cm dan lebar 4–6cm,
berdaun pelindung banyak yang panjangnya melebihi atau sebanding dengan mahkota
bunga. Kelopak bunga berwarna putih berbulu, panjang 8–13mm, mahkota bunga
berbentuk tabung dengan panjang keseluruhan 4.5cm, helaian bunga berbentuk
bundar memanjang berwarna putih dengan ujung yang berwarna merah dadu atau
merah, panjang 1.25–2cm dan lebar 1cm (Setiawan Dalimatra:2006).
temulawak rasanya
pedas,pahit,sifatnya dingin,masuk meridian hati,jantung, dan kandung empedu (Setiawan Dalimatra:2006).
Temulawak terbukti
dapat menurunkan kadar SGOT dan SGPT, mengurangi kejadian fibrosis hati
sehingga mencegah berlanjutnya ke sirosis hati. Pada penderita hepatitis akut,
temulawak juga meningkatkan nafsu makan, mengurangi perut kembung,
menghilangkan demam dan pegal linu.Jangan minum air perasan temulawak mentah
karena dalam keadaan mentah pastinya bisa mengganggu fungsi ginjal (Setiawan Dalimatra:2006).
B.Sentra penanaman
Tanaman ini ditanam secara konvensional dalam skala
kecil dengan menggunakan teknologi budidaya yang sederhana, karena itu sulit
menentukan letak sentra penanaman temulawak di Indonesia.Hampir di setiap
daerah pedesaan, terutama di dataran sedang dan tinggi, dapat ditemukan
temulawak terutama di lahan yang teduh (M. Mateblowski:1991).
C.Sistem Budidaya Temulawak
Meski tanaman temulawak digolongkan sebagai tumbuhan dengan divisi Spermatophyta (tanamam berbiji tertutup), sub divisi Angiospermae, dan kelas Monocotyledonae, tetapi perbanyakannya tidak melalui biji melainkan secara vegetatif yakni dengan memperbanyak bibit melalui rimpangnya (baik itu rimpang induk maupun rimpang cabang). Rimpang induk dikeringkan dan kemudian ditanam. Sedangkan rimpang cabang, dipisahkan dari rimpang induk dan dilakukan proses untuk menunggu tunasnya tumbuh kemudian siap ditanam
Meski tanaman temulawak digolongkan sebagai tumbuhan dengan divisi Spermatophyta (tanamam berbiji tertutup), sub divisi Angiospermae, dan kelas Monocotyledonae, tetapi perbanyakannya tidak melalui biji melainkan secara vegetatif yakni dengan memperbanyak bibit melalui rimpangnya (baik itu rimpang induk maupun rimpang cabang). Rimpang induk dikeringkan dan kemudian ditanam. Sedangkan rimpang cabang, dipisahkan dari rimpang induk dan dilakukan proses untuk menunggu tunasnya tumbuh kemudian siap ditanam
(Rahmat Rukmana,Ir:1995).
1.Pertumbuhan
Pertumbuhan tanaman temulawak dapat maksimal bila ditanam di
tempat-tempat tertentu da dibawah ini akan di uraikan (Sardiantho:1997).
1.1 Iklim
- Secara alami temulawak tumbuh dengan baik di lahan-lahan yang teduh dan terlindung dari teriknya sinar matahari. Di habitat alami rumpun tanaman ini tumbuh subur di bawah naungan pohon bambu atau jati. Namun demikian temulawak juga dapat dengan mudah ditemukan di tempat yang terik seperti tanah tegalan. Secara umum tanaman ini memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap berbagai cuaca di daerah beriklim tropis.
- Suhu udara yang baik untuk budidaya tanaman ini antara 19-30 oC
- Tanaman ini memerlukan curah hujan tahunan antara 1.000-4.000 mm/tahun.
1.2 Media tanam
Perakaran temulawak dapat beradaptasi dengan baik
pada berbagai jenis tanah baik tanah berkapur, berpasir, agak berpasir maupun
tanah-tanah berat yang berliat.Namun demikian untuk memproduksi rimpang yang
optimal diperlukan tanah yang subur, gembur dan berdrainase baik.Dengan
demikian pemupukan anorganik dan organik diperlukan untuk memberi unsur hara
yang cukup dan menjaga struktur tanah agar tetap gembur.Tanah yang mengandung
bahan organik diperlukan untuk menjaga agar tanah tidak mudah tergenang air.
1.3 Ketinggian
Temulawak dapat tumbuh pada ketinggian tempat
5-1.000 m/dpl dengan ketinggian tempat optimum adalah 750 m/dpl.Kandungan pati
tertinggi di dalam rimpang diperoleh pada tanaman yang ditanam pada ketinggian
240 m/dpl.Temulawak yang ditanam di dataran tinggi menghasilkan rimpang yang
hanya mengandung sedikit minyak atsiri.Tanaman ini lebih cocok dikembangkan di
dataran sedang.
D. Produk Berbahan Utama Temulawak
Bagian yang paling banyak digunakan dari tanaman temulawak adalah bagian rimpangnya. Rimpang ini sejak dahulu kala telah digunakan oleh nenek moyang kita sebagai bahan utama jamu.Seiring majunya perkembangan jaman, temulawak tak lagi digunakan sebatas bahan utama jamu. Saat ini, dengan mudah kita bisa mendapatkan produk-produk berbahan dasar temulawak, misalnya cream wajah siang dan malam, ekstrak temulawak bubuk siap seduh, toner dan pembersih wajah dari temulawak, saritemulawak, kapsul ekstrak temulawak dan masih banyak lagi lainnya (Anonimous:1994).
Bagian yang paling banyak digunakan dari tanaman temulawak adalah bagian rimpangnya. Rimpang ini sejak dahulu kala telah digunakan oleh nenek moyang kita sebagai bahan utama jamu.Seiring majunya perkembangan jaman, temulawak tak lagi digunakan sebatas bahan utama jamu. Saat ini, dengan mudah kita bisa mendapatkan produk-produk berbahan dasar temulawak, misalnya cream wajah siang dan malam, ekstrak temulawak bubuk siap seduh, toner dan pembersih wajah dari temulawak, saritemulawak, kapsul ekstrak temulawak dan masih banyak lagi lainnya (Anonimous:1994).
E. Kandungan dan Manfaat
senyawa aktif utama dalam rimpang temulawak dan kunyit yang mempunyai
keaktifan fisiologi ialah kurkumin.senyawa kimia yang lain adalah: minyak atsiri,
resin, oleoresin, desmetoksikurkumin, dan bidesmetoksikurkumin, damar, gom, lemak, protein, kalsium, fosfor dan besi.
bahan–bahan aktif tersebut bermanfaat
sebagai antikoagulan,menurunkan
tekanan
darah, obat cacing, obat
asma, penambah darah, mengobati sakit perut, penyakit hati, karminatif, stimulan, gatal-
gatal, gigitan serangga, diare, dan rematik (goodin:185-192).
Temulawak
memiliki efek farmakologi yaitu, hepatoprotektor (mencegah penyakit hati),
menurunkan kadar kolesterol, anti inflamasi (anti radang), laxative
(pencahar), diuretik (peluruh kencing), dan menghilangkan nyeri sendi. Manfaat
lainnya yaitu, meningkatkan nafsu makan, melancarkan ASI, dan membersihkan
darah (Goodin:185-192).
Selain
dimanfaatkan sebagai jamu dan obat, temu lawak juga dimanfaatkan sebagai sumber
karbohidrat dengan mengambil patinya, kemudian diolah menjadi bubur makanan
untuk bayi dan orang-orang yang mengalami gangguan pencernaan. Di sisi lain,
temulawak juga mengandung senyawa beracun yang dapat mengusir nyamuk, karena tumbuhan tersebut
menghasilkan minyak atsiri yang mengandung linelool, geraniol yaitu golongan fenol yang mempunyai daya repellan nyamuk
Aedes aegypt (Hieronymus:2011).
F. Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sakit limpa, Sakit
ginjal, Sakit pinggang, Asma, Sakit kepala; Masuk angin, Maag, Sakit perut,
Produksi ASI, Nafsu makan; Sembelit, Sakit cangkrang, Cacar air, Sariawan,
Jerawat.
1.
. Sakit Limfa / Limpa
Bahan: 2 rimpang
temulawak, 1/2 rimpang lengkuas, 1 genggam
daun meniran.
Cara membuat:
temulawak dan lengkuas diparut, kemudian semua
bahan tersebut
direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, dan
disaring.
Cara
menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 cangkir.
2.
Sakit Ginjal
Bahan: 2 rimpang
temulawak, 1 genggam daun kumis kucing, 1
genggam daun
kacabeling.
Cara membuat :
temulawak diiris tipis-tipis, kemudian direbus
bersama dengan
bahan lainnya dengan 1 liter air, dan disaring.
Cara
menggunakan: diminum selama 3 hari.
3.
Sakit Pinggang
Bahan: 1 rimpang
temulawak, 1 rimpang kunyit sebesar ibu jari, 1
genggam daun
kumis kucing.
Cara membuat :
semua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air,
dan disaring.
Cara
menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 gelas.
4.
. Asma
Bahan: 1 1/2
rimpang temulawak, 1 potong gula aren.
Cara membuat:
temulawak diiris tipis-tipis dan dikeringkan. Setelah
kering direbus
dengan 5 gelas air ditambah 1 potong gula aren
sampai mendidih
hingga tinggal 3 gelas, kemudian disaring.
5.
Sakit Kepala dan masuk angin
Bahan: beberapa
rimpang temulawak.
Cara membuat:
temulawak diiris tipis-tipis, dikeringkan dan ditumbuk
halus menjadi
tepung. Kurang lebih 2 genggam tepung temulawak
direbus dengan
4-5 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 3
gelas, kemudian
disaring disaring.
6.
Maag
Bahan: 1 rimpang
temulawak.
Cara membuat:
temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan
sebentar,
kemudian direbus dengan 5-7 gelas air sampai mendidih,
dan disaring.
Cara
menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 gelas.
7.
. Sakit perut, sakit perut pada waktu haid
Bahan: 1 rimpang
temulawak, 3 buah mata asam, 1 potong gula
kelapa, garam
secukupnya.
Cara membuat:
temulawak diparut, kemudian direbus bersama
bahan lainnya
dengan 3-4 gelas air sampai mendidih hingga tinggal
2 gelas.
Cara
menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 cangkir, pagi dan sore.
8.
Menghilangkan bau amis sewaktu haid
Bahan: 1 rimpang
temulawak, 5 buah mata asam, 1 potong gula
kelapa.
Cara membuat:
temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan,
kemudian bersama
bahan lainnya ditaruh dalam waskom (rantang/
panci), diberi 2
gelas air panas dan ditutup rapat selama kurang lebih
15 menit, dan
disaring.
Cara menggunakan
: diminum 3 kali, 1 kali sehari.
9.
Memperbanyak produksi ASI
Bahan: 1 1/2
rimpang temulawak, dan tepung saga secukupnya.
Cara membuat:
temulawak diparut, kemudian kedua bahan tersebut
dicampur dan
ditambah air panas secukupnya sehingga menjadi
bubur.
Cara menggunakan
: dimakan biasa.
10. Memacu
ASI yang macet
Bahan : 1 1/2
rimpang temulawak diparut, 1 potong gula kelapa,
2-3 sendok makan
adonan sagu.
Cara membuat :
temulawak diparut, kemudian bersama bahan
lainnya direbus
dengan 1 liter air sampai mendidih dan disaring.
Cara menggunakan
: diminum 2 kali sehari 1 cangkir secara teratur.
11. Kesulitan
berak / buang air besar (BAB)
Bahan: 1 rimpang
temulawak, 3 buah mata asam, 1 potong gula
kelapa.
Cara membuat :
temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan
sampai kering,
kemudian bersama bahan lainnya diseduh dengan air
panas secukupnya
dan disaring.
Cara
menggunakan: diminum biasa.
12. Sembelit
Bahan : 1
rimpang temulawak dan biji sawi secukupnya.
Cara membuat :
kedua bahan tersebut ditumbuk sampai halus,
kemudian diseduh
dengan air panas secukupnya dan disaring.
Cara menggunakan
: diminum biasa.
13. Menambah
nafsu makan
Bahan: 2 rimpang
temulawak, 1/4 rimpang lengkuas, 1/2 genggam
daun meniran.
Cara membuat :
semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air
sampai mendidih
hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring.
Cara menggunakan
: diminum 2 kali sehari 1/2 gelas.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Manfaat Tanaman temulawak ternyata banyak diantaranya
adalah sebagai jamu dan obat, temulawak juga
dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat dengan mengambil patinya, kemudian
diolah menjadi bubur makanan untuk bayi dan orang-orang yang mengalami gangguan
pencernaan. Di sisi lain, temulawak juga mengandung senyawa beracun yang dapat
mengusir nyamuk, karena tumbuhan tersebut menghasilkan minyak atsiri yang mengandung linelool, geraniol yaitu golongan fenol yang mempunyai daya repellan nyamuk
Aedes aegypti,tumbuhan ini juga
jga sering di sebut sebagai tanaman obat karna berbagai penyakit dapat
disembuhkan dengan tanaman herbal ini.
Zat-zat
kimia yang terkandung dalam tanaman obat ini terutama rimpang temulawak adalah protein, karbohidrat, dan minyak atsiri yang terdiri atas kamfer, glukosida, turmerol, dan kurkumin. Kurkumin bermanfaat sebagai anti inflamasi (anti radang) dan anti
hepototoksik (anti keracunan empedu).
B.
SARAN
Kepada bapak dosen saya
mohon maaf bila pembuatan makalah ini
banyak terjadi kesalahan dalam hal ketik atau yang lainya, saya mohon untuk di
maklumi dan di benarkan di lain waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Dalimatha, setiawan, Ramuan
tradisional untuk pengobatan hepatitis.
jakarta: penebar
swadaya, 2006.
H.A. Van Hien, resep-resep
pengobatan jawa kuno, bandung: ITB, 2003
Hieronymus budi santoso, kitab
ramuan tradisional-mahakarya nenek moyang
bangsa Indonesia,
Yogyakarta: pohon cahaya, 2011.
M. Mateblowski (1991), Curcuma xanthorrhiza Roxb,
penerbit PMI Verlag.
HERNANI. 2001. Temulawak (Curcuma
Xanthorhiza Roxb.) tumbuhan obat Indonesia.
PEnggunaan dan khasiatnya.
Pustaka obor, Jakarta.p130-132.
Goodin,M.M,A.R.Biggs and A.M.Castle. Changes in Levels and Isozymes of peroxidase in
wounded peach
bark. Fruit varieties journal. 47(4): 185-192.
Anonimous. 1994. Hasil penelitian
dalam rangka pemanfaatan peptisida nabati. Prosiding
seminar di bogor
1-2 desember 1993. Balai penelitian tanaman dan obat.Bogor. 311hal.
Rahmat
Rukmana,Ir. 1995. Temulawak:
Tanaman rempah dan obat. Penerbit
kanisius.Yogyakarta.
Sardiantho. 1997. Empat Tanaman Obat untuk Asam Urat. Trubus No. 331 Jakarta,
Februari 2000 Sumber:
Sistim Informasi Manajemen pembangunan di perdesaan
,BAPPENAS Editor : Kemal Prihatman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar