Sabtu, 13 April 2013


MAKALAH
KASIAT TANAMAN TEMULAWAK
(CURCUMA XANTHORRHIZA)


Oleh:
NAMA: Moh.Bakhrul Ulum
NIM: 12620095
JURUSAN/SEMESTER: Biologi / 2
Dosen Pengampu:
Romaidi M.Si

Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malang Tahun Pelajaran 2013/2014

KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT ,yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah  yang berjudulkan Manfaat tanaman temulawak.
Dalam penyusunan Makalah ini penulis masih banyak memiliki kekurangan, baik pada teknik penulisan maupun pada penulisan materi, menginggat kemampuan yang dimiliki penulis.untuk itu,kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangatlah penulis harapkan dmi penyempurnaan makalah ini.














                                                                             Malang 07 maret 2013

                                                                               penulis

DAFTAR ISI





BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

 

Dalam kehidupan sehari-hari Temulawakcurcuma xanthorrhiza ) banyak ditemukan di hutan-hutan daerah tropis. Temulawak juga berkembang biak di tanah tegalan sekitar pemukiman, terutaama pada tanah gembur, sehingga buaah rimpangnya mudah berkembang menjadi besar. Temulawak termasuk jenis tumbuh-tumbuhan herba yang batang pohonnya berbentuk batang semu dan tingginya dapat mencapai 2 meter.Daunnya lebar dan pada setiap helaian dihubungkan dengan pelapah dan tangkai daun yang agak panjang.Temulawak mempunyai bunga yang berbentuk unik (bergerombol) dan berwarna kuning tua.Rimpang temulawak sejak lama dikenal sebagai bahan ramuan obat.Aroma dan warna khas dari rimpang temulawak adalah berbau tajam dan daging buahnya berwarna kekuning-kuningan.Daerah tumbuhnya selain di dataran rendaah juga dapat tumbuh baik sampai pada ketinggian tanah 1500 meter di atas permukaan laut (Hieronymus:2011).

temulawak merupakan komponen penyusun hamper setiap jenis obat tradisional yang dibuat di Indonesia, hasil survey pemanfaatan tanaman obat dalam industry obat tradisional menunjukkan bahwa temulawak dipergunakan sebagai bahan baku 44 jenis produk obat tradisional penggunaan temulawak menggalami perkembangan, mulai dari obat-obatan tradisional, melalui sediaan obat herbal terstandar, akhirnya menjadi sediaan fitofarmaka,saat ini total serapan temulawak dalam industri obat tradisional dan obat fitofarmaka diperkirakan mencapai 8.750 ton/tahun , sementara itu temulawak Indonesia ke jerman pada tahun 1999 hanya menduduki urutan ke-33 berdasarkan volume yaitu 106 ton dan urutan ke-41 berdasarkan nilai yaitu US $  154,000.00,  padahal peluang untuk mengisi pasr luar negri sangat luas. Standar pesaing untuk Indonesia dipasar Internasional adalah india, indocina dan Horgania
(Hernani: 2001).

B.Rumusan Masalah


1.      Apa manfaat tanaman temulawak terhadap kesehatan?
2.      Apa kandungan kimia didalam tumbuhan temulawak?

C.Tujuan penulisan


1.      untuk mengetahui manfaat tanaman temulawak dalam kehidupan sehari-hari.
2.      Untuk mengetahui kandungan kimia didalam tanaman temulawak.













BAB II

PEMBAHASAN


A.Pengertian tanaman temulawak( curcuma xanthorrhiza )

Temulawak merupakan tanaman berbiji tertutup yang lazim dijadikan bahan obat herbal semisal jamu.Tanaman temulawak pada dasarnya merupakan tumbuhan asli dari Indonesia, meskipun saat ini persebaran tumbuhnya telah mencapai kawasan Eropa, Amerika Serikat dan Negara-negara Asia seperti Korea Selatan.Sebagai tananam obat, temulawak memiliki banyak khasiat bagi kesehatan.Hal ini wajar mengingat kandungan senyawa aktif dalam temulawak cukup kompleks dan bahkan dinilai lebih lengkap dibandingkan gingseng (H.A. Van Hien:2003).
Tanaman ini merupakan tanaman yang berbatang semu dengan tinggi hingga lebih dari 1m tetapi kurang dari 2m, berwarna hijau atau coklat gelap.Akar rimpang terbentuk dengan sempurna dan bercabang kuat, berwarna hijau gelap. Tiap batang mempunyai daun 2–9 helai dengan bentuk bundar memanjang sampai bangun lanset, warna daun hijau atau coklat keunguan terang sampai gelap,panjang daun 31–84cm dan lebar 10–18cm, panjang tangkai daun termasuk helaian 43–80cm. Perbungaan lateral, tangkai ramping dan sisik berbentuk garis, panjang tangkai 9–23cm dan lebar 4–6cm, berdaun pelindung banyak yang panjangnya melebihi atau sebanding dengan mahkota bunga. Kelopak bunga berwarna putih berbulu, panjang 8–13mm, mahkota bunga berbentuk tabung dengan panjang keseluruhan 4.5cm, helaian bunga berbentuk bundar memanjang berwarna putih dengan ujung yang berwarna merah dadu atau merah, panjang 1.25–2cm dan lebar 1cm (Setiawan Dalimatra:2006).
temulawak rasanya pedas,pahit,sifatnya dingin,masuk meridian hati,jantung, dan kandung empedu (Setiawan Dalimatra:2006).
Temulawak terbukti dapat menurunkan kadar SGOT dan SGPT, mengurangi kejadian fibrosis hati sehingga mencegah berlanjutnya ke sirosis hati. Pada penderita hepatitis akut, temulawak juga meningkatkan nafsu makan, mengurangi perut kembung, menghilangkan demam dan pegal linu.Jangan minum air perasan temulawak mentah karena dalam keadaan mentah pastinya bisa mengganggu fungsi ginjal (Setiawan Dalimatra:2006).

B.Sentra penanaman

Tanaman ini ditanam secara konvensional dalam skala kecil dengan menggunakan teknologi budidaya yang sederhana, karena itu sulit menentukan letak sentra penanaman temulawak di Indonesia.Hampir di setiap daerah pedesaan, terutama di dataran sedang dan tinggi, dapat ditemukan temulawak terutama di lahan yang teduh (M. Mateblowski:1991).


C.Sistem Budidaya Temulawak

Meski tanaman temulawak digolongkan sebagai tumbuhan dengan divisi Spermatophyta (tanamam berbiji tertutup), sub divisi Angiospermae, dan kelas Monocotyledonae, tetapi perbanyakannya tidak melalui biji melainkan secara vegetatif yakni dengan memperbanyak bibit melalui rimpangnya (baik itu rimpang induk maupun rimpang cabang). Rimpang induk dikeringkan dan kemudian ditanam. Sedangkan rimpang cabang, dipisahkan dari rimpang induk dan dilakukan proses untuk menunggu tunasnya tumbuh kemudian siap ditanam
(Rahmat Rukmana,Ir:1995).

1.Pertumbuhan

Pertumbuhan tanaman temulawak dapat maksimal bila ditanam di tempat-tempat tertentu da dibawah ini akan di uraikan (Sardiantho:1997).

1.1 Iklim

  • Secara alami temulawak tumbuh dengan baik di lahan-lahan yang teduh dan terlindung dari teriknya sinar matahari. Di habitat alami rumpun tanaman ini tumbuh subur di bawah naungan pohon bambu atau jati. Namun demikian temulawak juga dapat dengan mudah ditemukan di tempat yang terik seperti tanah tegalan. Secara umum tanaman ini memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap berbagai cuaca di daerah beriklim tropis.
  • Suhu udara yang baik untuk budidaya tanaman ini antara 19-30 oC
  • Tanaman ini memerlukan curah hujan tahunan antara 1.000-4.000 mm/tahun.

1.2 Media tanam

Perakaran temulawak dapat beradaptasi dengan baik pada berbagai jenis tanah baik tanah berkapur, berpasir, agak berpasir maupun tanah-tanah berat yang berliat.Namun demikian untuk memproduksi rimpang yang optimal diperlukan tanah yang subur, gembur dan berdrainase baik.Dengan demikian pemupukan anorganik dan organik diperlukan untuk memberi unsur hara yang cukup dan menjaga struktur tanah agar tetap gembur.Tanah yang mengandung bahan organik diperlukan untuk menjaga agar tanah tidak mudah tergenang air.


1.3 Ketinggian

Temulawak dapat tumbuh pada ketinggian tempat 5-1.000 m/dpl dengan ketinggian tempat optimum adalah 750 m/dpl.Kandungan pati tertinggi di dalam rimpang diperoleh pada tanaman yang ditanam pada ketinggian 240 m/dpl.Temulawak yang ditanam di dataran tinggi menghasilkan rimpang yang hanya mengandung sedikit minyak atsiri.Tanaman ini lebih cocok dikembangkan di dataran sedang.
D. Produk Berbahan Utama Temulawak

Bagian yang paling banyak digunakan dari tanaman temulawak adalah bagian rimpangnya. Rimpang ini sejak dahulu kala telah digunakan oleh nenek moyang kita sebagai bahan utama jamu.Seiring majunya perkembangan jaman, temulawak tak lagi digunakan sebatas bahan utama jamu. Saat ini, dengan mudah kita bisa mendapatkan produk-produk berbahan dasar temulawak, misalnya cream wajah siang dan malam, ekstrak temulawak bubuk siap seduh, toner dan pembersih wajah dari temulawak, saritemulawak, kapsul ekstrak temulawak dan masih banyak lagi lainnya (Anonimous:1994).

E. Kandungan dan Manfaat

senyawa  aktif  utama  dalam  rimpang  temulawak  dan  kunyit  yang  mempunyai
keaktifan  fisiologi  ialah  kurkumin.senyawa  kimia  yang  lain  adalah:  minyak  atsiri, resin, oleoresin, desmetoksikurkumin, dan bidesmetoksikurkumin,         damar, gom, lemak,  protein,  kalsium,  fosfor  dan  besi. bahan–bahan  aktif  tersebut  bermanfaat
sebagai antikoagulan,menurunkan tekanan darah, obat cacing, obat asma, penambah  darah,  mengobati  sakit  perut,  penyakit  hati,  karminatif,  stimulan,  gatal-
gatal, gigitan serangga, diare, dan rematik (goodin:185-192).
Temulawak memiliki efek farmakologi yaitu, hepatoprotektor (mencegah penyakit hati), menurunkan kadar kolesterol, anti inflamasi (anti radang), laxative (pencahar), diuretik (peluruh kencing), dan menghilangkan nyeri sendi. Manfaat lainnya yaitu, meningkatkan nafsu makan, melancarkan ASI, dan membersihkan darah (Goodin:185-192).
Selain dimanfaatkan sebagai jamu dan obat, temu lawak juga dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat dengan mengambil patinya, kemudian diolah menjadi bubur makanan untuk bayi dan orang-orang yang mengalami gangguan pencernaan. Di sisi lain, temulawak juga mengandung senyawa beracun yang dapat mengusir nyamuk, karena tumbuhan tersebut menghasilkan minyak atsiri yang mengandung linelool, geraniol yaitu golongan fenol yang mempunyai daya repellan nyamuk Aedes aegypt (Hieronymus:2011).

F. Penyakit Yang Dapat Diobati :

Sakit limpa, Sakit ginjal, Sakit pinggang, Asma, Sakit kepala; Masuk angin, Maag, Sakit perut, Produksi ASI, Nafsu makan; Sembelit, Sakit cangkrang, Cacar air, Sariawan, Jerawat.
1.      . Sakit Limfa / Limpa
Bahan: 2 rimpang temulawak, 1/2 rimpang lengkuas, 1 genggam
daun meniran.
Cara membuat: temulawak dan lengkuas diparut, kemudian semua
bahan tersebut direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, dan
disaring.
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 cangkir.
2.      Sakit Ginjal
Bahan: 2 rimpang temulawak, 1 genggam daun kumis kucing, 1
genggam daun kacabeling.
Cara membuat : temulawak diiris tipis-tipis, kemudian direbus
bersama dengan bahan lainnya dengan 1 liter air, dan disaring.
Cara menggunakan: diminum selama 3 hari.
3.      Sakit Pinggang
Bahan: 1 rimpang temulawak, 1 rimpang kunyit sebesar ibu jari, 1
genggam daun kumis kucing.
Cara membuat : semua bahan tersebut direbus dengan 1 liter air,
dan disaring.
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 gelas.
4.      . Asma
Bahan: 1 1/2 rimpang temulawak, 1 potong gula aren.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis dan dikeringkan. Setelah
kering direbus dengan 5 gelas air ditambah 1 potong gula aren
sampai mendidih hingga tinggal 3 gelas, kemudian disaring.
5.      Sakit Kepala dan masuk angin
Bahan: beberapa rimpang temulawak.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis, dikeringkan dan ditumbuk
halus menjadi tepung. Kurang lebih 2 genggam tepung temulawak
direbus dengan 4-5 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 3
gelas, kemudian disaring disaring.
6.      Maag
Bahan: 1 rimpang temulawak.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan
sebentar, kemudian direbus dengan 5-7 gelas air sampai mendidih,
dan disaring.
Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 gelas.
7.      . Sakit perut, sakit perut pada waktu haid
Bahan: 1 rimpang temulawak, 3 buah mata asam, 1 potong gula
kelapa, garam secukupnya.
Cara membuat: temulawak diparut, kemudian direbus bersama
bahan lainnya dengan 3-4 gelas air sampai mendidih hingga tinggal
2 gelas.
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 cangkir, pagi dan sore.
8.      Menghilangkan bau amis sewaktu haid
Bahan: 1 rimpang temulawak, 5 buah mata asam, 1 potong gula
kelapa.
Cara membuat: temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan,
kemudian bersama bahan lainnya ditaruh dalam waskom (rantang/
panci), diberi 2 gelas air panas dan ditutup rapat selama kurang lebih
15 menit, dan disaring.
Cara menggunakan : diminum 3 kali, 1 kali sehari.
9.      Memperbanyak produksi ASI
Bahan: 1 1/2 rimpang temulawak, dan tepung saga secukupnya.
Cara membuat: temulawak diparut, kemudian kedua bahan tersebut     
dicampur dan ditambah air panas secukupnya sehingga menjadi
bubur.       
Cara menggunakan : dimakan biasa.
10.  Memacu ASI yang macet
Bahan : 1 1/2 rimpang temulawak diparut, 1 potong gula kelapa,
2-3 sendok makan adonan sagu.
Cara membuat : temulawak diparut, kemudian bersama bahan
lainnya direbus dengan 1 liter air sampai mendidih dan disaring.
Cara menggunakan : diminum 2 kali sehari 1 cangkir secara teratur.
11.  Kesulitan berak /  buang air besar (BAB)
Bahan: 1 rimpang temulawak, 3 buah mata asam, 1 potong gula
kelapa.
Cara membuat : temulawak diiris tipis-tipis dan diangin-anginkan
sampai kering, kemudian bersama bahan lainnya diseduh dengan air
panas secukupnya dan disaring.
Cara menggunakan: diminum biasa.
12.  Sembelit
Bahan : 1 rimpang temulawak dan biji sawi secukupnya.
Cara membuat : kedua bahan tersebut ditumbuk sampai halus,
kemudian diseduh dengan air panas secukupnya dan disaring.
Cara menggunakan : diminum biasa.
13.  Menambah nafsu makan
Bahan: 2 rimpang temulawak, 1/4 rimpang lengkuas, 1/2 genggam
daun meniran.
Cara membuat : semua bahan tersebut direbus dengan 3 gelas air
sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring.
Cara menggunakan : diminum 2 kali sehari 1/2 gelas.














BAB III

PENUTUP


A.    KESIMPULAN

            Manfaat  Tanaman temulawak ternyata banyak diantaranya adalah sebagai jamu dan obat, temulawak juga dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat dengan mengambil patinya, kemudian diolah menjadi bubur makanan untuk bayi dan orang-orang yang mengalami gangguan pencernaan. Di sisi lain, temulawak juga mengandung senyawa beracun yang dapat mengusir nyamuk, karena tumbuhan tersebut menghasilkan minyak atsiri yang mengandung linelool, geraniol yaitu golongan fenol yang mempunyai daya repellan nyamuk Aedes aegypti,tumbuhan ini juga jga sering di sebut sebagai tanaman obat karna berbagai penyakit dapat disembuhkan dengan tanaman herbal ini.
            Zat-zat kimia yang terkandung dalam tanaman obat ini terutama rimpang temulawak adalah protein, karbohidrat, dan minyak atsiri yang terdiri atas kamfer, glukosida, turmerol, dan kurkumin. Kurkumin bermanfaat sebagai anti inflamasi (anti radang) dan anti hepototoksik (anti keracunan empedu).

 

B.     SARAN

Kepada bapak dosen saya mohon maaf bila pembuatan makalah  ini banyak terjadi kesalahan dalam hal ketik atau yang lainya, saya mohon untuk di maklumi dan di benarkan di lain waktu.






 

 

DAFTAR PUSTAKA

Dalimatha, setiawan, Ramuan tradisional untuk pengobatan hepatitis.

   jakarta: penebar swadaya, 2006.

H.A. Van Hien, resep-resep pengobatan jawa kuno, bandung: ITB, 2003

Hieronymus budi santoso, kitab ramuan tradisional-mahakarya nenek moyang

   bangsa Indonesia, Yogyakarta: pohon cahaya, 2011.

M. Mateblowski (1991), Curcuma xanthorrhiza Roxb, penerbit PMI Verlag.

HERNANI. 2001. Temulawak (Curc­uma Xanthorhiza Roxb.) tumbuhan obat Indonesia.

   PEnggunaan dan khasiatnya. Pustaka obor, Jakarta.p130-132.

Goodin,M.M,A.R.Biggs and A.M.Castle. Changes in Levels and Isozymes of peroxidase in

   wounded peach bark. Fruit varieties journal. 47(4): 185-192.

Anonimous. 1994. Hasil penelitian dalam rangka pemanfaatan peptisida nabati. Prosiding

             seminar di bogor 1-2 desember 1993. Balai penelitian tanaman dan obat.Bogor. 311hal.

Rahmat Rukmana,Ir. 1995. Temulawak: Tanaman rempah dan obat. Penerbit
              kanisius.Yogyakarta.

Sardiantho.  1997.  Empat  Tanaman  Obat  untuk  Asam  Urat.  Trubus  No.  331 Jakarta,

             Februari 2000 Sumber: Sistim Informasi Manajemen pembangunan di perdesaan

,BAPPENAS Editor : Kemal Prihatman.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar